Bayat. Kecil saja, namun tetap bisa menampung berbagai potensi yang ada. Ada komunitas batik di Jarum yang konon dibangun oleh para pembatik kraton sejak berabad silam. Ada pula pusat keramik yang bisa dilihat dari peninggalan sejarah yang ada. Padasan Kyai Naga Makan Sunan Pandanaran, juga sudah eksis sejak ratusan tahun yang lalu.
Namun seiring dengan perkembangan zaman, potensi-potensi menakjubkan tersebut kian miskin penerus. Hanya Mbah Jirah, Mbah Karso, Yu Rati, dan Mbah-yu lainnya sebagai idiom dari generasi tua Bayat yang masih mau bertahan didepan putaran miring ataupun mori batiknya. Sementara anak-anak muda lebih memilih keluar dari Bayat untuk mencari pekerjaan yang lainnya. Kalaupun ada ada dari mereka yang mau menggeluti potensi-potensi itu, mereka juga harus rela meninggalkan bangku sekolah. Di Jarum misalnya, banyak gadis lulusan SMP yang tidak melanjutkan sekolah demi menjadi buruh batik. Ironis bukan?
Keadaan itulah yang kemudian menarik ROTA ( Reach Out To Asia ) untuk memberdayakan potensi lokal yang ada. Sehingga, pemerintah bekerja sama dengan ROTA membangun sekolah dengan tujuan yang sangat mulia. Anak-anak tetap bisa sekolah mempersiapkan bekal masa depan mereka. Tetapi mereka juga tetap ikut melestarikan potensi lokal daerah mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar