Orang berilmu dan beradab tak akan diam di kampung halaman. Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang. Merantaulah, maka engkau akan menemukan pengganti dari kerabat dan sahabatmu. Bersakit-sakitlah, maka manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang. (Imam Syafii)Setiap halaman novel ini mengantarkanku kembali pada kehidupan pesatren yang dialami oleh penulis, A.Fuadi lebih dari 12 tahun silam. Ahmad Fuadi, mengurai kisah nyata kehidupannya melalui tokoh Alif Fikri, anak SMP yang ingin masuk SMA dan kuliah di ITB namun terpaksa harus menuruti keinginan orang tuanya untuk belajar agama. Penulis mengisahkan seluk beluk kehidupan Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo dengan segala aturan dan disiplin yang niscaya asing bagi mereka yang tak pernah mengalaminya.
Adalah mantera sakti “Man Jadda Wajada” yang merasuk sampai ke sumsum tulang para santri. Kalimat yang artinya adalah “siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses”ini menyadarkan Alif dan kawan-kawan tentang perjuangan meraih sukses. Kerja keras, kreativitas, ketabahan dan doa menjadi multivitamin wajib dalam meraih mimpi di masa depan. “Man Jadda Wajada”, serum untuk generasi muda kita yang tersaruk- saruk diseret globalisasi. Generasi instan yang menurut penulis Gola Gong, “tinggal seduh langsung jadi”. Dunia tidak berubah begitu saja dengan ucapan Simsalabim Abrakadabra! Recomended book! You must read!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar